Welcome to my blog :)

rss

Minggu, 07 Februari 2010

Sahabat Terbaikku

Sahabatku...
Aku teringat akan mimpi-mimpi kita membawa keharuman sejati
disaat terhempas diantara kepingan jalan
Yang penuh dengan liku-liku
Namun kau setia menemaniku meskipun kau harus basah kuyub
Karena saat itu hujan deras dimalam tanpa lampu atau cahaya rembulan
Sahabatku...
Hatimu laksana cahaya suci
Yang menyinari hatiku
Dimana kau menyempatkan waktu untukku

Saat inipun aku masih ingat semua kebaikan kamu, selama 3 tahun kita selalu bersama, suka duka, canda dan tawa seolah-olah kau tidak ada maslah sedikitpun, dan aku tau sebenarnya saat itu kau sedang sakit dan aku tau dari seorang sahabatku yang lainnya. Namanya Nuningrum anaknya pinter, selalu periang dan kadang diam ada sesuatu yang menganjal dipikirannya. waktu itu aku lupa bawa uang, pas jam istirahat baru ingat kalau uangku ketinggalan di atas meja, yaaahhh...udah terlanjur sampai di tempat kerja. Sahabatku sepertinya melihat aku lagi kebingungan karena mau bayar makan uangnya ga ada, dengan bijaknya dia ulurkan tangan dan membayar makanan aku, alhamdulillah.... Padahal muka sudah memerah nahan malu, untung ada sahabatku yang baik hati.

Tidak terasa waktupun mulai sore dan kita pulang bareng, tapi cuman beda arah pas persimpangan jalan lambat laun bayang dia menghilang diantara rindangnya pepohonan kala itu. Keesokan harinya aku berangkat kerja lagi, tapi seperti ada sesuatu yang kurang, seharian aku melamun dan kerja juga tidak ada semangat lagi. Akhirnya aku coba tanya kepada teman katanya tidak tau, aku jadi bingung kenapa ya dia mendadak tak kasih tau kalau dia ga kerja. Aku coba tanya sama Ibu Kepala Bagian tidak tau juga, kepanikan aku semakin menjadi. Aku urungkan niatku untuk kerumahnya nunggu sampai besok apakah dia kan masuk kerja atau ga?

Hari berganti hari, tak terasa sudah 1 minggu lamanya dia tidak ada kabar beritanya, padahal aku ingin kerumahnya tapi karena kerjaan sangat menumpuk jadi aku batalkan niatku itu.
Suatu hari pas aku lagi libur, biasa setiap pagi bersih-bersih rumah dan menyuci baju. Disaat aku menjemur baju, aku kaget hampir saja tidak percaya, sahabat aku yang lainnya yaitu Retno ke rumahku kasih tau kalau Nuningrum meninggal, seketika itu aku tidak yakin kalau dia meninggal, badan ini saat itu juga lemes tak ada tenaga lagi hampir saja mau pingsan. dan aku tak pedulikan cucianku yang baru sebagian di jemur, aku langsung berangkat kerumahnya untuk memastikan benar atau ganya berita itu dan aku lebih kaget lagi ternyata berita itu benar, Innalillahi Wainnalillahi Rojiun. Aku tergulai lemas disamping jasad sahabatku tangisanpun menjadi, akhirnya aku ambil wudhu dan membaca surat Yasin dan tahlil disamping jasad dia.

Ternyata dia sakit tifes dan sudah kronis dan saat meninggal dia masih dalam keadaan puasa senin kamis, subkhanallah dirinya meninggal dalam keadaan suci. Semua warga dan sahabat semua ikut melepas kepergian dirinya terakhir kalinya, Pengajian dan doa-doa menggema di saat pemakamannya.
Hidup dan mati memang sudah menjadi garis hidup Allah, kita tidak bisa mengelaknya dan menebak kapan atau dimanapun kita semua juga akan mengalami kematian.

Sungguh singkat perjalananmu sobat
Kini kecerianmu dan senyummu takkan bisa aku lihat
Hanya doa dan doa yang aku bisa kuberikan saat ini
Semoga engkau diterima sisi Allah
Dan diberikan tempat yang mulia disisi Allah
Amal Ibadahmu dan semua ketulusan hatimu
Allah yang akan membalasnya

selamat jalan sahabatku
Doaku menyertaimu selalu

Amin....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar