Pengamen yang bertebaran di bis-bis dan angkot-angkot terutama pengamen yang selalu membawa anak balita? Balita-balita itu biasanya digendong oleh seorang ibu atau seorang laki-laki yang saya tidak bisa pastikan apakah mereka adalah orang tua sang balita atau tidak.
Bahkan yang sangat memprihatinkan saya adalah balita itu digendong oleh seorang anak yang masih berusia sekitar 4 tahuanan. Pemandangan ini seringkali saya dapatkan ketika melintasi lampu merah . Ada perasaan was-was ketika melihatnya,maklum, usia anak itu menurut saya masih belum terlalu kuat untuk menggendong sang balita. Yang saya pikirkan saat itu adalah, “kok tega banget ya orang tua anak itu membiarkan anaknya yang masih berusia dini ngamen sambil membawa balita yang dia sendiri masih tergopoh-gopoh menggendongnya?”.
Dalam hati kubertanya-tanya ternyata...“keterjepitan ekonomi ternyata mampu menghilangkan naluri kemanusiaan orangtua terhadap anaknya”. Menurut saya anak tersebut boleh jadi melakukan hal itu hanya karena desakan orangtuanya.Jaman sekarang dimana hukum manusia tidak lagi berlaku, segala hal bisa menjadi lahan bisnis. Bisnis anak bisa, bisnis organ bayi juga ada.
Pengemis jalanan hanyalah bagian kecil dari penghuni negeri ini. Jika dicermati lebih dalam, setidaknya ada tiga pihak yang memiliki bertanggung jawab atas masalah ini. Pertama, orangtua, Kedua, masyarakat, dan ketiga, negara. Keluarga sebagai lingkungan pertama yang dieknal oleh seorang anak, tidak lagi memenuhi fungsinya sebagai pendidik. Wajar saja, tingkat pendidikan orangtua menjadi salah satu faktor penyebabnya. Ditambah lagi dengan tingginya biaya pendidikan, lapangan kerja yang terbatas plus masyarakat yang individualis semakin memperburuk kondisi tersebut. Pun negara yang seharusnya mengayomi rakyatnya juga tidak memenuhi perannya sebagaimana mestinya.
Perlindungan terhadap hak-hak rakyat sampai kapan pun tidak akan pernah menjadi realitas selama para penguasa negeri ini hanya berorientasi kekuasaan. Haus tahta dan haus duit. Pemiskinan secara struktural akan terus terjadi selama belenggu sistem yang menyebabkan hilangnya rasa kemanusiaan itu tidak dilepaskan. Rakyat butuh ruang hidup yang layak. Begitupula anak-anak, mereka butuh tempat berteduh, belajar, bermain dan mengeksplorasi diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar