Welcome to my blog :)

rss

Sabtu, 20 Maret 2010

Dalam Keheningan


Kulihat Ibu pertiwi, Sedang bersusah hati
Air matanya berlinang
Hutan gunung sawah lautan, simpanan kekayaan
Kini ibu sedang lara, merintih dan berdoa

Ibu pertiwi, kami datang berbakti
Lihatlah putra-putrimu, menggembirakan ibu
Ibu kami tetap cinta
Menjaga harta pusaka, untuk nusa dan bangsa”

Ibu Pertiwi...
Kelahiranku akan membawa janji sumpah setia padamu
Untuk menjaga kehormatan namamu dalam sumpahku
Akan kubawa mutiara kalbumu menuju kejayaan Negara

Kelahiran di negeriku Indonesia bukan lagi membawa sampah dan bencana
Kelahiran di negeriku kini, adalah ketegaran yang bermuara dalam hati.

Selasa, 16 Maret 2010

Menanti Sang Malam

Gerimis melewati alam kesejukan
Gerimis mengusik langit sunyi
Bidadari menari tersenyum manis
Meresapi gerimis hujan di senja ini
Bumi ini terasa sejuk dan adem tersiram dengan gerimis senja
Embun berbisik terlihat sendu dari balik awan
Angin berhembus terdiam dalam kesunyian
Pelangi tersenyum
Menanti sang malam
Dalam naungan Sang Maha Karya

Senin, 08 Maret 2010

Hanya Kenangan Semata



Kenyataan ini memang sungguh menyakitkan
Semua kisah tentang dirimu hanya kilasan dan bayangan
Keresahan yang selama ini aku rasakan
Terbukti sudah, kau sakiti hati ini
Kau khianati cinta kasih kita
Kini ku takbisa lagi melihatmu
Canda dan suaramu takbisa kurasakan
Hanya tinggal kenangan yang menyakitkan

Sungguh semua ini kutakbisa percaya
Dengan mudahnya kau tinggalkanku
Bukannya kamu sendiri yang bilang
Untuk setia menemaniku
Dan kau bilang
Aku harus jaga cinta ini hanya untukmu
Tapi justru kamu yang hancurkan semua
Kesetiaan yang selama ini aku jaga
Yang selama ini aku pupuk
Yang selama ini aku rasakan untuk kehadiranmu

Matahariku tak bersinar lagi
Bintangku tak bercahaya lagi
Hanya kupasrahkan semua kepada Allah
Ya Allah...........

Pupus



Langkah ini terasa berat
Tak kusangka kau setega itu
Kau khianati cinta kasih yang telah kita bina
Dengan mudahnya bilang sayang dan tulus menyayangiku
Hingga ku mempercayaimu
Dan disini kumenanti kedatanganmu
Tapi semu itu hanya dibibir semata
Kata-katamu hanya semu belaka

Dimana selama ini
Semua ucapanmu hanya pendusta
Tak pernah sedikitpun kau pedulikan aku
Aku yang selalu setia untukmu
Tapi kau malah mengkhianatinya
Hubungan yang telah kita bina
Sudah lama kita jalanin hubungan ini
Kini semuanya pupus

Hati ini tersayat
Kenapa tidak dari awal kau jujur
Sehingga tidak terjadi seperti ini

Ya Robbi...
Kusadar diri ini tak berharga buat dirinya
Tapi jangan biarkan kesedihan ini terus menghantuiku
Engkau Maha Mengetahui segala apa yang sesungguhnya
Ya Robbi...
Berikan ketabahan hati hamba
Berikan ketenangan hati dan jiwa hamba
Jangan Kau redupkan cahaya suciMU
Teruslah menerangi hatiku
Agar aku bisa melewati segala risalah ini
Kucoba untuk tabah jalanin hidupku
Semoga Engkau berikan seseorang yang Engkau Ridhoi
Yang Engkau gariskan untuk hidupku

Minggu, 07 Maret 2010

Persahabatan Yang Sesungguhnya



Dimasa yang tak pernah usai, merakit suatu kehidupan yang murni dimana mengharapkan apa yang di impikan. Dalam hati setiap manusia pasti akan demikian, seperti halnya dalam sebuah persahabatan yang mempunyai ikatan tali pati atau semacam saling mengisi kehidupan dikala di timpa suatu masalah, atau disaat membutuhkan seseorang yang bisa memberikan pendapat dalam hal yang membangun dan bijak. Akan tetapi jika persahabatan itu tidak dilandasi dengan keikhlasan atau hanya keterpaksaan, yaitu merasa iba atau kasihan. Semua itu akan hanya bersifat sementara dan akan cepat memudar, lambat laun akan terkikis dengan gulirnya waktu.

Jika persahabatan dengan ikhlas dan tanpa pamrih, akan terasa damai dan terjalin ikatan persaudaraan yang murni. Hidup memang kadang kala harus melewati setiap kerikil-kerikil kehidupan, mampukah kita melewati kerikil tersebut? Hanya dengan kegigihan dan kesabaran dalam menjalankan utnuk terus berusaha.

Terkadang kita mempunyai sahabat yang benar-benar seperti saudara kita sendiri, akan tetapi tidak tau kenapa, mungkin itu sudah garisan dari Allah, sahabat yang lama kupupuk dan kujaga tapi menusuk dari belakang dan mengotorinya yang mengakibatkan rasa kesal dan tidak mempercayainya lagi. Seperti pagar makan tanaman, istilah itu kadang sering kita dengar dan kita jumpai dalam menjalin sautu persahabatan.

Persahabatan itu indah dan berbahagialah, karena sahabat ibarat makan tanpa garam tidak akan ada rasa khas yang membuat masakan itu lezat, dan persahabatan sejati sesungguhnya tak pernah pamrih dan mengharap suatu imbalan dari ikatan persahabatan.

Senja Mulai Berbisik


Pada saatnya
Senja akan hadir dan berkata
Bercerita tentang indahnya dunia
Ia akan selalu bertutur
Hidup bukan hanya lelah dan dahaga
Masih ada sekejap bahagia yang perlu dirasa

Untuk itukah kau hadir, wahai senja ?
Menerangi kekosongan yang menyergap dihati para perindumu
Sekedar menyampaikan salam kasih yang tersirat untukmu
Angin mulai berbisik dengan kelembutannya
Tak terasa tetapi berasa hembusan yang sahdu
Awan mulai merayap ditepi kisaran waktu
Menutupi senja yang semakin sembunyi
Disela luasnya angkasa

Sabtu, 06 Maret 2010

Semangat dan Kegigihan Pedagang Asongan



Kita pasti tidak akan merasa asing dengan Pedagang Asongan, yang sering kita jumpai di setiap jalan raya, lampu merah ataupun di stasiun kereta api. Bahkan ada juga jika terjadi kemacetan, banyak hilir mudik pedagang asongan menjajakan barang dagangannya.

Satu hal menarik yang bisa ditemukan ketika naik Kereta Api ini ialah betapa ramainya para pedagang asongan. Di tengah para penumpang yang begitu padat berjejal, bahkan kadang untuk bergerak saja sulit, para pedagang kecil ini masih saja bisa mengais rezeki halal. Sungguh, dalam hati diam-diam saya bersyukur, Allah memang Maha Adil, buktinya para pedagang asongan itu dalam situasi sesulit apapun asal mau bekerja keras, ternyata Allah masih berkenan memberikan rezeki-Nya. Meski kadang membuat perjalanan naik KRL sedikit kurang nyaman, tapi para pedagang asongan ini masih lebih terhormat ketimbang para pejabat yang haus akan kedudukan dan hanya mementingkan diri sendiri tanpa melihat di luar sana rakyat kecil menjerit karena kena dampak dari mereka yang lakukan.


Etos kerja para pedagang asongan itu hebat sekali. Barang dagangan itu cuma diwadahi tas plastik hitam, sebagian dia pegang di tangannya.
Ada aneka macam pedagang atau penjual jasa. Makanya KRL ini ibarat Indonesia mini di mata saya. Tak hanya ada tukang koran, bocah-bocah penyemir sepatu, pengamen, atau penjual rokok yang lazim bisa ditemui di terminal bus atau stasiun kereta pelbagai kota. Di KRL ini muncul pula para pedagang baju, casing handphone, meja belajar lipat, kaus kaki, asesoris perempuan, mainan anak-anak, apel merah, minuman ringan aneka merek, pempek palembang, tahu sumedang, hingga beragam penganan .

Makanya, KRL ini sangat strategis keberadaannya. Ia bukan saja menolong rakyat kecil yang ingin pergi, pulang kerja secara murah dan bebas macet. Meski tidak bebas copet, karena copet itu juga rakyat kecil, tapi juga menjadi semacam pasar tradisional berjalan bagi para pedagang dan penjual jasa kecil. Untung saja PT Kereta Api tidak tegas melaksanakan Undang-undang Perkereta-apian. Sebab jika UU itu serius dilaksanakan, para bakul cilik ini takkan lagi bisa berjualan di atas KRL ini. Mereka mungkin harus mencopet, mencuri, atau merampok untuk sekedar mempertahankan hidup atau membelikan sebotol susu anaknya.

Ironisnya, nyaris di setiap stasiun dan gerbong KRL ada peringatan PT Kereta Api yang melarang keras para pedagang asongan berjualan di atas kereta. Mungkin ini mirip pengumuman dilarang merokok yang ditempel di dinding-dinding gedung DPR. Biarpun ada larangan begini, toh tetap saja para wakil rakyat atau stafnya enjoy merokok dalam ruangan ber-AC amat dingin itu. Nah, jika para wakil rakyat saja boleh melanggar aturan secara terang-terangan, apalagi mereka yang diwakilinya.



Kurang Bersemangat


Perubahan cuaca memberikan efek yang kurang baik untuk kehidupan manusia, jika kondisi tubuh kurang bagus dan daya tahan tubuh yang melemah, yang akhirnya mengakibatkan badan terasa letih, lesu dan akhirnya sakit.Apalagi sekarang perubahan iklim yang tidak tentu, hujan kadang juga panas. Semalam kurasakan susah banget untuk pejamkan mata, apa mungkin karena kondisi aku yang kurang bagus/tidak enak badan. Males untuk beraktivitas, ingin memanjakan badan ini untuk istirahat, tapi karena ada suatu pekerjaan yang belum aku selesaikan, terpaksa masuk kerja.

Mata iini lelah dan mengantuk, jika badan direbahkan ke tempat peraduan, hmmm badan rasanya nyaman dan lambat laun akan terpulas tidur. Hari ini sungguh tak bersemangat, badan rasanya rontok semua, pegel semua..:(
Semoga saja cepat pulih dan bisa segar kembali

Gejolak Hati



Terbiaskan oleh sang waktu
Yang kadang membuat keresahan hati
Merekah disaat kasih itu bersemi
Meredup dikala tak ada kepastian diri
Tapi jiwa ini takkan pernah lemah
Terus melaju memutari roda hidup
Roda nahkoda hati yang terus berputar
Seiring deru langkah di senja hari

Gerimis dikala senja ini
Menoleh akan ketiadaan dan kesepian jiwa
Deru dan gejolak hati ini semakin bergetar
Kumerindukan kehadiranmu disisiku
Kuberharap kau selalu ada untukku
Menemaniku dikala kegundahan ini menjelma
Disaat kumenanti kedatanganmu

Hanya doa dan pengharapanku
Semoga Allah meridhoiNya
amin...

Keteduhan Hati



Keteduhan hati menjelma suatu ikatan hati
Begitu rasa indah yang tak pernah terlupakan
Walau itu hanya bait kata
Sangat berarti dalam hidupku
Setiap deru langkah, kan selalu terarah
Mengikuti arus kasih suci

Kerlipan hati meraih nahkoda kasih
Yang selama ini kurindu
Biasan matamu mempunyai arti tersendiri
Kebaikan dan ketulusanmu
Memberikan arah yang kutepati
Hingga kurangkul hatimu
Mengukir tali kasih
Arungi bahterai hidup

Kamis, 04 Maret 2010

Ruang Hati


Ketika mata hati melihat-MU
Langkahku berusaha menggapai tangan -MU
Kurasakan kehangatan kasih -MU
Mampu menyelimuti ruang salju kebekuan hati

Ya Allah...
Kuingin kehangatan ini selamanya
Kau sambut dengan kelembutan-MU
Semua ini suatu kebahagian atas Karunia -MU
Keimanan, kesabaran dan keikhlasan hamba
Dalam setiap sujudku dan doa pengharapanku

Keterjepitan Ekonomi


Pengamen yang bertebaran di bis-bis dan angkot-angkot terutama pengamen yang selalu membawa anak balita? Balita-balita itu biasanya digendong oleh seorang ibu atau seorang laki-laki yang saya tidak bisa pastikan apakah mereka adalah orang tua sang balita atau tidak.
Bahkan yang sangat memprihatinkan saya adalah balita itu digendong oleh seorang anak yang masih berusia sekitar 4 tahuanan. Pemandangan ini seringkali saya dapatkan ketika melintasi lampu merah . Ada perasaan was-was ketika melihatnya,maklum, usia anak itu menurut saya masih belum terlalu kuat untuk menggendong sang balita. Yang saya pikirkan saat itu adalah, “kok tega banget ya orang tua anak itu membiarkan anaknya yang masih berusia dini ngamen sambil membawa balita yang dia sendiri masih tergopoh-gopoh menggendongnya?”.

Dalam hati kubertanya-tanya ternyata...“keterjepitan ekonomi ternyata mampu menghilangkan naluri kemanusiaan orangtua terhadap anaknya”. Menurut saya anak tersebut boleh jadi melakukan hal itu hanya karena desakan orangtuanya.Jaman sekarang dimana hukum manusia tidak lagi berlaku, segala hal bisa menjadi lahan bisnis. Bisnis anak bisa, bisnis organ bayi juga ada.


Pengemis jalanan hanyalah bagian kecil dari penghuni negeri ini. Jika dicermati lebih dalam, setidaknya ada tiga pihak yang memiliki bertanggung jawab atas masalah ini. Pertama, orangtua, Kedua, masyarakat, dan ketiga, negara. Keluarga sebagai lingkungan pertama yang dieknal oleh seorang anak, tidak lagi memenuhi fungsinya sebagai pendidik. Wajar saja, tingkat pendidikan orangtua menjadi salah satu faktor penyebabnya. Ditambah lagi dengan tingginya biaya pendidikan, lapangan kerja yang terbatas plus masyarakat yang individualis semakin memperburuk kondisi tersebut. Pun negara yang seharusnya mengayomi rakyatnya juga tidak memenuhi perannya sebagaimana mestinya.

Perlindungan terhadap hak-hak rakyat sampai kapan pun tidak akan pernah menjadi realitas selama para penguasa negeri ini hanya berorientasi kekuasaan. Haus tahta dan haus duit. Pemiskinan secara struktural akan terus terjadi selama belenggu sistem yang menyebabkan hilangnya rasa kemanusiaan itu tidak dilepaskan. Rakyat butuh ruang hidup yang layak. Begitupula anak-anak, mereka butuh tempat berteduh, belajar, bermain dan mengeksplorasi diri.

Jiwa Keteladanan Seorang Nelayan



Sekilas menengok ke sebuah desa yang tempatnya agak jauh dari kota, tepatnya dekat pesisir pantai pantura, ada seorang keluarga hidup dengan kesederhanaan dengan 4 (empat) anggota keluarganya. Sang Ayah sebagai Nelayan, kedua anak dan putranya masih duduk di bangku sekolah, kira-kira kelas 1 (satu) dan kelas 3 (tiga) SMP. Sedangkan seorang wanita yang begitu lugu dan santun yaitu Ibu dari kedua anak tersebut seorang pedagang kelontong kecil2an dirumah sendiri. Mereka rukun dan sangat harmonis dalam membina keluarganya.

Sang Ayah bernama Pak Susmanto, mencari ikan dengan alat yang sangat sederhana dengan keterbatasan semua peralatan yang dibawa, tapi alhamdulillah setiap harinya selalu mendapatkan hasil pancingannya atau hasil tangkapannya di laut. Setiap harinya Pak Susmanto melakukan dengan rasa sabar dan ikhlas, tak terlihat adanya mengeluh atau melihatkan kejenuhannya kepada keluarganya. Kemudian perahunya diarahkan ketepian, dan Pak Susmanto bergegas melangkah untuk pulang kerumah. Pastinya semua yang ada dirumah menunggu kedatangan sang Ayah untuk melihat hasil tangkapannya. Mereka sungguh senang melihat sang Ayah berhasil mendapatkan ikan dan hasilnya sebagian di jual dan sebagian lagi dimasak untuk hidangan makan sekeluarga. Keharmonisan yang sungguh luarbiasa, aku melihat semua itu, dalam hati merasa iri dan ingin sekali seperti mereka, dimana selalu terjaga antara satu sama lain.

Mereka dengan lahapnya makan dengan rasa tersengak karena kepedasan, mereka sampai bercucuran keringat dan mereka akhirnya saling tatap muka dan tersenyum bareng-bareng. Lucu dan berbaur keindahan dalam suatu rumah tangga. Kadang Pak Susmanto mengikuti penyuluhan tentang perikanan dan cara yang baik sehingga tidak merugikan lingkungan alam sekitar. Belajar menghadapi situasi yaitu keadaan cuaca saat akan mencari ikan di laut, karena jika cuaca kurang baik itu sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan fatal jika tetap berangkat mencari ikan. Sebelum mulai berangkat, Pak Susmanto mengecek kembali alat pancingannya atau jaring untuk menangkap ikan, jika ada yang rusak akan menghasilkan ikan sedikit.

Cuaca memang tidak kita tentukan sendiri sudah ada yang menentukan yaitu Sang Khaliq, jika cuacanya bagus akan menghasilkan tangkapan yang banyak, tapi jika cuacanya kurang mendukung, hasil tangkapannya sedikit juga dan kadang pula tidak mendapatkan tangkapan ikannya. Jika tidak berangkat nelayan, Pak Susmanto membenahi alat tangkapannya dan membantu sang istri berjualan, kadang juga mencari kerjaan sampingan sehingga sewaktu-waktu tidak nelayan, ada penghasilan lainnya dan bisa mencukupi kebutuhan keluarga.

Sang Ibu yang sangat gigih dan setia menemani sang suami dan mengabdi demi kelaurga tercinta. Kesehariannya Ibu Laila berdagang barang kelontong di rumah sendiri, dengna tempat yang seadanya dan cukup membantu meringankan beban sang suami. Hasilnya memang tidak seberapa, namun keihlasan dan kesabaran Ibu Laila dalam hidupnya yang membuatnya bisa bertahan dalam keluarga yang harmonis.

Kita bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian dan kisah Pah Susmanto, meskipun dalam keadaan yang sangat minim ekonomi, Pak Susmanto tak pernah kecil hati atau paah semangat, menghargai orang lain meskipun dengan jasanya yang tak seberapa. Di era globalisasi jaman sekarang yang serba canggih dan semuanya serba praktis, sungguh langka kita temukan orang yang seperti Pak Susmanto dan keluarganya itu. Sekecil apapun yang kita dapatkan tetap bersyukur dan bisa membuat orang senang dengan jasa kita.

Lembayung Hati



Dikala hati merajuk terasa indah dan berbunga-bunga
Menghadirkan sejuta keindahan dan kelembutan
Meroja lembayun laksana sekuntum hati
Yang selalu menjaganya untuk tetap bertahan
Dikala segala gujatan silih berganti mendekatinya

Tabah dan tak pernah putus
Tak mematahkan semangat untuk terus
Menghadirkan sesuatu yang bermakna
Diiringi Deru suara gemuruh yang mencekam
Diluar cakrawala
Gerimis dan hujan lebat mengiringi suasana hari ini
Pelangi indah mulai menampakan keelokannya
Cantik dan penuh warna warni
Seperti kelembutan hati